Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pemerintah China diduga mulai membatasi serta melacak warganya yang melaporkan isu terkini mengenai virus corona melalui Twitter dan WeChat. Segala hal yang dianggap sebagai "informasi negatif" akan berurusan langsung dengan pemerintah China.
Dikenal sebagai orang yang pertama kali melakukan "blow-up" terhadap keberadaan virus corona, dokter Li Wenliang memicu banyak reaksi dari netizen China.
Hashtag "Saya ingin kebebasan berbicara" menyebar di situs media sosial China, Weibo setelah kematian Li Wenliang karena terkena virus corona.
NPR melaporkan bahwa 2 juta postingan langsung terhapus dari Weibo pada hari berikutnya.
Baca Juga
Setelah diduga membungkam kebebasan berpendapat secara berkelompok, pemerintah China kini dituduh membungkam warganya secara individu ketika mereka menyebarkan informasi sensitif mengenai virus corona di Twitter atau WeChat.
Joshua Left, seorang pengusaha startup mobil otonom di Wuhan, China baru tiba di San Fransisco, AS pada pertengahan Januari untuk liburan.
Khawatir terhadap kondisi keluarganya yang mungkin tidak mendapatkan informasi tentang skala epidemi yang sedang berkembang, ia mulai membagikan informasi melalui akun WeChat.
Dilansir dari Vice, Joshua Left yang meminta untuk tidak disebutkan nama lengkap China-nya langsung merasakan keanehan.
Smartphone miliknya tiba-tiba menerima pesan peringatan bahwa seseorang di Shanghai sedang mencoba masuk ke akunnya.
Teman-temannya yang berada di China juga langsung serempak menanyakan di mana lokasinya sekarang termasuk nama hotel, nomor kamarnya, dan berapa nomor telepon di AS.
Ia menduga bahwa teman-temannya dipaksa oleh Kementerian Keamanan Negara dalam upaya untuk mengungkapkan lokasinya.
Tencent, perusahaan yang mengoperasikan WeChat, tidak menanggapi pertanyaan tentang insiden tersebut.
Twitter dilarang di China, sehingga banyak warga China menggunakan VPN untuk menembusnya.
Jiang Ming, seorang penduduk Kota Dongguan, China mencuitkan kritik pada 20 Januari 2020 terhadap tanggapan pemerintah China yang dianggap terlalu lama dalam merespon virus corona saat virus tersebut pertama kali muncul.
Tak lama kemudian, para agen pemerintah langsung mengetuk pintu rumahnya.
Selama ditahan dan diinterogasi, Ming diberitahu bahwa kata "memusnahkan tirani" secara implisit dikategorikan sebagai penyerangan terhadap pemimpin negara.
Ming mengklaim bahwa ia dipaksa menandatangani surat yang menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengulangi "ancaman" yang ia buat.
Para analis dan pakar media sosial di Amerika Serikat banyak yang mengkritisi upaya pemerintah China dalam melakukan penyensoran berlebihan terhadap isu terbaru virus corona.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Bobol Twitter dan Curi Kripto dengan Nominal Fantastis, Hacker Ini Dibui Cuma 5 Tahun
-
Ketahuan Selingkuh, Nama Syahnaz Sadiqah Rajai Kolom Trending di Twitter
-
Twitter akan Sediakan Fitur Pembayaran, Mau Jadi E-Commerce?
-
Mario Dandy Tertawa Lebar Setelah Sidang, Netizen: Sumpah Pengen Tampol
-
Tasyi Athasyia Ketahuan Bayar Buzzer untuk Pulihkan Namanya, Netizen: Gak Habis Fikri
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Netizen Doakan Jokowi 3 Periode, Gibran Rakabuming: Jangan Sampai Kejadian
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh